Rupiah oohh rupiah
betapa sulit engkau ku dapatkan, tak tebayang ketika dalam 1 jam bisa cepat
menghabiskan tapi mencari begitu sulit untuk aku dapatkan,,,
Sedikit penggalan
curahan hati pak, dalam diri yang selalu terbayang ketika teringat orang tua
yang mencerinya,,
Dalam kegiatanya
praktek jualan itu sangat lah sulit, baik dari segi mental, tata cara bicara
maupun dalam penawaran untuk menghadapi konsumen,
Sore hari ketika waktu
sudah menunjukkan hampir jam 17:20 saya dan teman-teman yang lain berjalan
keluar komplek UT untuk menjual pena amanat yang diberikan untuk menjual barang
tersebut, awal mula kaget ketika mendengar barang yang bentuk dan kalau di
pikirkan biasa, harus menjual dengan harga yang luar biasa,...
Dalam penjualan ini
saya masih menggunakan metode Dor to Dor karena saya berfikir kalau masih
bilang ke kerabat pasti harga tinggi engak akan di tawar lagi, setelah bakda
magrib saya berjalan menuju arah Gaplek, dalam perjalanan banyak menemui
konsumen dari berbagai kalangan baik yang menengah maupun yang keatas,,,,
Pelanggan pertama saya
temuai ketika keluar dari ATM di seputar POM bensin, ada ibu-ibu berjalan
dengan anaknya langsung saya dekati, udah panjang lebar ngejalasin maksud dan
tujuan saya untuk menjual, namun ketika sudah hampir deal, datang bapak-bapak
yang mungkin itu adalah suami, beliau bilang, jualan apa dex, ini pak saya
mahasiswa seamolec-itb ditugaskan untuk menjual barang yang berupa pena, memang
bentuknya ga seberapa tapi kami ditugaskan untuk menjual barang dengan harga
yang setinggi-tingginya, kira-kira bapak mau beli, setelah panjang lebar
jelasin, ternya bapaknya bilang “maaf dek kami ga jadi beli,,”, dalam hati saya
bilang mungkin belum jatahnya.
Saya jalan lagi bersama
dengan anggota lainnya menuju arah Gaplek tepatnya di depan KFC ada bapak-bapak
lalu saya tawarkan pena yang saya bawa tersebut lalu beliau sedikit merespon
dengan baik, lau dengan panjang lebar saya menjelaskan dan tarik ulur masalah
harga, pertama saya tawarkan dengan harga 100 ribu, bapak itu kaget, beliau
bilang pena kayak gini kok mahal benget, lalu saya jawab, disini saya praktek
jualan pak di beri dari lembaga seamolec dengan harga seperti itu,, lama
kelamaan beliau tanya, terus kalau saya jadi beli uang ini mau di kemanakan,
saya jawab, untuk pendidikan pak, kata bapaknya ya udah saya beli tapi ga bisa
mahal kalau 100 ribu ga ada uang ada Cuma 20 ribu gimana? Ya dah pak ga
apa-apa. Jadi pas udah sepakati harga jadi bapaknya akhirnya beli,,
Jadi dalam penjualan
ini saya menargetkan tidak tinggi-tinggi karena ini adalah baru pertama kali
saya menjual barang yang semestinya biasa menjadi luar biasa,,
Pakek sistem orang cina
kalu jual harga pas tapi pasti hehehehe,,,
Sampe akhirnya waktu
menunjukkan jam 19:00 Wib, dan waktu untuk kumpul kembali tinggal 30 menit
lagi, saran dari temen-temen udah pulang aja, udah mau kumpul ini soalnya
lumayan lah kalau jalan dari simpang gaplek ke gedung seamolec, sambil jalan
pulang pun kami tak lupa untuk menawarkan ke penjual pinggir jalan, bu mau beli
pena bu,, beliau jawab, buat apa saya dek, ga ada anak sekolah, mana laku entar
kalau pena biasa mungkin, kan bisa untuk ibu pakek sendiri, ya udah ada
sepidol,, dari situ saya langsung diam ga mau bantah lagi.
Untuk metode penjualan
apa,?? Kalau untuk metode Dor To Dor memang bagus, mungkin karena hari kemaren
yang praktek ga Cuma satu orang, banyak karena saya waktu menawarkan ke
bapak-bapak beliau jawab “yang pena tadi ya, udah beli tadi ma teman yang
lain,” jadi mungkin karena terbatasnya waktu dan tempatya juga udah di leawtin
dengan teman-teman yang lain jadi kami aga telat, sehingga yang di tawari ya
udah ditawari ma temannya yang kelompok lain,
Mungkin sekian kata
dari cerita tentang pengalaman jualan saya,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar